BRUS DI LPI AN-NAJAH 1 DESA KARDULUK
Dengan Tema : Pendekatan Agama dalam Menghadapi Tantangan Pergeseran Budaya Ancaman bagi Masa Depan Para Gen Z
Bimbingan remaja usia sekolah (BRUS) merupakan upaya kementerian agama untuk mengajarkan kepada siswa/i mengenali dirinya masing masing, supaya bisa mengontrol emosinya. Usia remaja saat ini mulai mengalami pergeseran dalam belajar. Pengaruh sosial media yang hari ini begitu digandrungi oleh para gen Z ternyata menjadi faktor terbesar pergaulan bebas bagi remaja. Narkoba, seks bebas dan semacamnya, hal ini sangat memungkinkan terjadi akibat dari sosial media.
Acara ini dihadiri oleh Kepala
Kantor Urusan Agama Kec. Pragaan Bpk. Rasidi, M.Pd.I. memberikan sambutan
sekaligus membuka acara, dan fasilitator dari Kantor Urusan Agama Kec. Pragaan penyuluhan
BRUS kali ini 13/02/24 bersama siswa/i di An-Najah 1 Desa Karduluk Kec. Pragaan
kelas X, XI dan XII di aula LPI An-Najah berlangsung selama 2 jam. Dua tema
utama yang disampaikan oleh dua fasilitator pertama Bpk. Fahmi Junid, S.Fil.
yakni Pendekatan agama dalam menghadapi tantangan pergeseran
budaya menjadi ancaman masa depan para gen Z, dan dilanjutkan dengan
materi kedua Bpk. Zainal Arifin, S.H. yakni tetang Memotivasi kesiapan para
gen Z agar dapat mengelola mental dan emosionalnya hingga mampu meminimalisir terjadinya
pernikahan di usia sekolah..
Kemudian dilanjutkan
dengan sesi tanya jawab, Seberapa kuatkah siswa mengelola emosinya menghadapi
tantangan menuju impian masa depan? Itulah problem pentingnya. Namun jika
tantangan tersebut tidak mampu diminit mulai dini secara baik maka akan menjadi
ancaman.
Upaya ini dimaksud
memiliki tujuan agar anak usia sekolah mempunyai kesiapan secara mental dan
emosionalnya sehingga dapat meminit waktu dan diharapkan juga mampu menemukan jati diri mereka
masing-masing sebagai bekal impian dimasa depan, para gen Z kebanyakan dari
mereka masih belum mampu menggunakan sosial media pribadi miliknya dengan
sebaik baiknya seperti Whatsapp, Instagram, Tiktok dan lainnya yang didalamnya
berisi konten konten positif dan konten negatif yang tidak diinginkan oleh semua orang tua dan guru, kemungkinan dari konten
tersebut kita akan dikenalkan dengan lawan jenis dan berakibatkan pergaulan
bebas. Dari itu juga anak-anak terbawa oleh kreator video yang sebelumnya kita
percayai akan membawa anak-anak kepada kebenaran semu, namun lama kelamaan secara tidak
sadar kreator tersebut membawa anak-anak yang berujung akan menyukai narkoba dan lainnya.
Ditulis oleh Iskandar Zulkarnain, S.Pd.I
Komentar
Posting Komentar